Begini Kondisi Penutup Ventilasi AC Setelah 2 Tahun! Awet atau Perlu Ganti? (Video)

Pernahkah kamu berpikir apakah custom penutup lubang ventilasi untuk AC benar-benar efektif dalam jangka panjang? Dua tahun lalu, saya memasangnya untuk memastikan udara dingin tetap terjaga di kamar tanpa bocor ke luar. Sekarang, setelah sekian lama terpasang, apakah masih berfungsi dengan baik atau justru mengalami perubahan yang mengganggu? Dalam ulasan ini, saya akan membahas pengalaman nyata setelah dua tahun pemakaian, termasuk kondisi materialnya, daya rekat, dan dampaknya pada performa AC. Simak sampai akhir agar kamu bisa memutuskan apakah worth it untuk dipasang di rumahmu!


Waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin saya memasang penutup lubang ventilasi custom di kamar tidur, tepat di atas AC. Kini, tanpa terasa, sudah dua tahun sejak pemasangan pertama kali dilakukan. Saat itu, alasan utama saya memilih untuk memasang penutup ini adalah untuk mengoptimalkan kinerja AC. Tanpa penutup ventilasi, udara dingin dari AC akan keluar begitu saja melalui celah ventilasi yang terbuka, menyebabkan AC bekerja lebih keras dan konsumsi listrik meningkat. Dengan memasang penutup ini, saya berharap udara dingin tetap terkunci di dalam ruangan, membuat AC lebih efisien dan tagihan listrik lebih terkendali.

Sejak pemasangan pada tahun 2023, saya hampir tidak pernah membongkar atau melepas penutup ventilasi ini. Satu-satunya perawatan yang saya lakukan adalah membersihkan bagian atasnya sekali, itupun hanya mengusap debu yang menumpuk. Saya sendiri penasaran, bagaimana kondisi penutup ini setelah dua tahun? Apakah masih layak digunakan? Apakah masih efektif dalam menahan udara? Pertanyaan-pertanyaan ini semakin menguat setelah saya menemukan beberapa komentar di video ulasan saya sebelumnya. Beberapa orang menanyakan tentang kondisi plastik penutup yang mungkin mengalami perubahan bentuk, entah menjadi cekung atau justru cembung.

Saat saya menaiki tangga dan memeriksa lebih dekat, saya melihat bahwa plastik di bagian dalamnya mengalami perubahan bentuk, sedikit mencembung ke arah dalam kamar. Saat pertama kali dipasang, plastik ini masih datar, tetapi seiring waktu, terutama karena terpapar panas dari luar, plastik mulai melengkung. Ini cukup masuk akal mengingat lokasi ventilasi berada di bagian atas ruangan yang selalu terkena suhu lebih tinggi, terutama saat siang hari. Walaupun ruangan saya cukup teduh karena ada pohon jambu di depan jendela, tetap saja, panas yang terus-menerus dapat menyebabkan plastik mengembang.

Saya kemudian mencoba melepas penutup ventilasi untuk melihat kondisinya lebih detail. Penutup ini terdiri dari dua lapisan: lapisan luar yang berupa jaring dan lapisan dalam berupa plastik transparan. Dari segi warna, tidak ada perubahan yang mencolok, hanya saja bagian plastik terlihat sedikit lebih kusam dibandingkan saat pertama kali dipasang. Tidak ada tanda-tanda robek atau retak, yang berarti materialnya masih cukup kuat. Perekatnya juga masih bekerja dengan baik. Saya awalnya khawatir lem double tape yang digunakan untuk menempelkan frame ke dinding akan melemah seiring waktu, tetapi ternyata masih cukup rekat. Seandainya lem ini kehilangan daya rekatnya, untungnya saya bisa dengan mudah menggantinya dengan double tape baru yang banyak dijual di toko-toko alat tulis atau bangunan.

Saat saya memeriksa lebih jauh, saya menyadari bahwa bentuk cembung ini sebenarnya tidak terlalu mengganggu fungsinya. Udara dingin masih tetap terkunci di dalam ruangan, dan tidak ada kebocoran udara yang signifikan. Kalau pun saya ingin memperbaiki bentuknya, saya bisa membalik posisi plastiknya sehingga bagian yang melengkung justru mengarah ke luar, tetapi saya merasa ini tidak terlalu perlu dilakukan. Ventilasi ini bukanlah elemen dekoratif yang mencolok, jarang ada orang yang memperhatikan bentuknya kecuali jika mereka memang sengaja melihat ke atas.

Pemasangan ulang juga tidak mengalami kendala berarti. Saya hanya perlu menyesuaikan kembali posisi frame agar tetap presisi dengan lubang ventilasi. Saya juga cukup puas dengan cara seller menyediakan opsi kustomisasi. Mereka tidak hanya memberikan pilihan warna seperti putih, hitam, dan abu-abu, tetapi juga membantu dalam pengukuran agar hasilnya benar-benar pas dengan ukuran ventilasi di rumah saya. Dalam dua tahun pemakaian, frame penutup ventilasi ini masih pas menempel di dinding tanpa ada celah atau longgar.

Dari segi keawetan, penutup ventilasi ini masih layak digunakan, meskipun ada perubahan bentuk pada plastiknya. Tidak ada kerusakan signifikan yang membuatnya harus diganti dalam waktu dekat. Jika ada kekurangan, mungkin hanya pada tampilannya yang sedikit berubah akibat debu dan panas. Untuk orang-orang yang mempertimbangkan untuk memasang ventilasi serupa, saya bisa mengatakan bahwa ini adalah solusi yang cukup efektif untuk menjaga efisiensi AC. Dengan pemasangan yang tepat dan perawatan sederhana, penutup ini bisa bertahan bertahun-tahun tanpa perlu sering diganti atau diperbaiki.


Ke depan, saya belum tahu apakah akan tetap menggunakan penutup ini atau mengganti dengan model yang lebih besar, terutama jika rumah saya mengalami renovasi. Tetapi untuk saat ini, setelah dua tahun penggunaan, saya masih merasa puas dengan performanya. Jika ada yang tertarik mencoba penutup ventilasi seperti ini, pastikan untuk menyesuaikan ukuran dengan ventilasi rumah masing-masing dan pilih warna yang sesuai dengan dekorasi kamar. Saya berharap pengalaman ini bisa membantu kamu yang sedang mencari solusi untuk mengoptimalkan kinerja AC di rumah.
Suka yang Bermanfaat? Wajib Baca Ini!
Berisikan Tips dan Tutorial Komputer Terkini
Seputar AC (Pendingin Ruangan)
Kumpulan Berbagai Macam Tips, Info, Tutorial Tentang Pendingin Ruangan dari Berbagai Macam Merek AC dan Kesemuanya Sudah Dilengkapi Video
Seputar Air Bersih dan Filter Air
Segala Macam yang Kamu Butuhkan untuk Membuat Kualitas Air di Rumah Kamu yang Awalnya Kuning, Keruh, Putih Berbusa Hingga Berbau Karat Ada Solusinya Di Sini
Komentar